Universitas Gadjah Mada( UGM) menelusuri data tersebar yang menyebut mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah( KIPK) tidak pas sasaran. Mahasiswa penerima KIPK itu diucap bergaya hedon.
” Kemarin terdapat yang upload ke medsos yang berkata ini kok bisa KIPK kok hidupnya hedon,” kata Sekretaris UGM Andi Sandi, dikala dihubungi wartawan
Sandi berkata salah satu yang ditelusuri merupakan terdapatnya laporan mahasiswa penerima KIPK yang mempunyai mobil serta dapat gonta- ganti ponsel.
” Nah laporan terakhir yang masuk itu jadi terdapat yang( memiliki) KIPK, tetapi naik mobil, gunakan hp ini, ubah terus, nah itu yang saat ini ditelusuri,” ucapnya.
Saat sebelum laporan ini, UGM pula telah menerima laporan dugaan KIPK yang tidak pas sasaran. Tetapi, sehabis dicoba verifikasi, perihal itu tidak teruji.
” Jadi salah satunya itu yang pernah dilaporkan ke departemen itu masuk ke Irjen kalau ini anak KIPK tetapi dapat nonton konser apa gitu di Inggris. Nah warnanya anak itu memanglah bisa Indonesian International Student Mobility Awards( ISMA), jadi bisa beasiswa buat Student Mobility Awards itu. Jadi bukan sebab ia memiliki lebih uang,” ucapnya
Temuan Penelitian UGM
Telusur yang dilakukan oleh UGM terhadap sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menghasilkan temuan mengejutkan. Meskipun program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas kepada mereka dari latar belakang ekonomi rendah, sebagian dari mereka justru terlihat menghabiskan bantuan ini untuk gaya hidup yang lebih mewah..
Reaksi Masyarakat
Reaksi masyarakat terhadap temuan ini bervariasi. Beberapa mengkritik mahasiswa yang dianggap memanfaatkan bantuan tersebut secara tidak tepat, sementara yang lain menyalahkan sistem pendidikan yang gagal mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang benar.
Implikasi Sosial dan Psikologis
Fenomena ini mengundang pertanyaan yang mendalam tentang dampak sosial dan psikologis dari bantuan pendidikan. Sementara penerima KIP Kuliah memiliki kesempatan untuk meningkatkan mobilitas sosial, penggunaan dana tersebut untuk kebutuhan non-pendidikan dapat mengurangi dampak positifnya.
Kesimpulan UGM
Penelitian UGM ini memberikan wawasan yang berharga tentang dinamika di balik program bantuan pendidikan. Sementara KIP Kuliah telah membantu ribuan mahasiswa mendapatkan akses ke perguruan tinggi, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang efektivitasnya dalam mencapai tujuan akhir: meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.